Gpd8TfAlBUYoTfM6TUAlTUAlTA==

Bukit Penyesalan: Antara Rasa Letih dan Keindahan Pagi

Bukit Penyesalan: Antara Rasa Letih dan Keindahan Pagi. Foto: NTBPost/Zak

Rinjani Tak Pernah Mudah II: Bukit Penyesalan, Antara Rasa Letih dan Keindahan Pagi

Penulis: NTBPost/Zak.


Pendakian Rinjani via Sembalun punya satu momok menakutkan bagi para pendaki. Mereka menyebutnya Bukit Penyesalan.

Jalur Bukit Penyesalan terkenal di jalur pendakian pintu Sembalun. Jalur ini disebut sebagai titik yang paling menguras tenaga pendaki karena sangat menantang. 

Jalur ini, juga secara mental membuat pendaki menyesal mendaki karena tidak memperkirakan akan bertemu jalur seekstrem itu. Terutama jika tidak siap secara fisik.

Saking menantang juga menguras energi saat melewatinya, para pendaki sampai mempertanyakan kembali keputusan mereka mendaki Rinjani. Melanjutkan pendakian terasa berat, sementara turun bukan pilihan tepat.

Jalur Bukit Penyesalan disebut berada dari Pos III hingga pelawangan. Perjalanan melelahkan di jalur ini dimulai saat pendaki bergerak dari pos III menuju Pos IV.

Tanjakan ke Pos IV adalah kombinasi jalur bebatuan, kemudian tanah berpasir dengan sedikit pijakan. Melewati jalur ini tidak hanya memicu detak jantung hingga mencapai titik ekstrem, tapi juga sudah memaksa kontraksi otot hingga terjadi kram.

Malam itu, saat memasuki jalur ini, rombongan Idepp juga sudah harus berbagi jalur dengan sejumlah peserta Rinjani 100 Ultra yang sedang menanjak. Sehingga mereka harus melangkah sepelan mungkin bahkan menunggu agar peserta Rinjani 100 bisa lewat duluan karena mengejar Cut Off Time atau batas waktu lomba.

Jalur menuju pos IV ditutup dengan tanjakan curam yang licin dan minim pijakan. Perlu sepanjang jalan mengarahkan lampu agar tidak salah pijakan. Di jalur ini, pergerakan terasa berat apalagi badan yang mulai lelah. Sehingga track pole benar-benar-benar membantu di sana sebagai penahan juga penarik saat naik.


Jalur Bukit Penyesalan. Foto: NTBPost/Zak.

Rasa lelah itu membuat rombongan tersebut kembali beristirahat saat tiba di Pos IV. Seperti pos lainnya, Pos IV berada di area lapang dengan dua gazebo. Juga ada warung yang hanya buka di pendakian siang. 

Sambil mengoles krim penghilang nyeri, mereka mengobrol dengan peserta Rinjani 100 yang sedang beristirahat. Ada peserta domestik, juga dari luar negeri.

“Saya mau di sini saja. Menunggu pemandangan matahari terbit dan teman saya yang sekarang ikut kategori 162 k (kategori lain di Rinjani 100 Ultra),” kata seorang Peserta asal Taiwan yang ikut kategori 36k.

Setelah beres istirahat dan mengobrol ringan itu selesai, Idepp dan kawan-kawan melanjutkan perjalanan. Jalur menuju pelawangan adalah pamungkas jalur Bukit Penyesalan. Apalagi melewatinya di malam hari.

Di malam hari, situasi semakin menantang. Tidak hanya jalur yang terjal dan berbahaya, udara dingin yang menusuk sampai ketulang juga menyambut. Maka pendaki harus mengenakan jaket, juga sarung tangan. 

Paparan cuaca dingin di tambah rasa lelah, bisa membuat pendaki terserang kondisi yang tidak diharapkan seperti penyakit ketinggian atau altitude sickness hingga hipotermia. Terkena kedua penyakit itu akan sangat menakutkan.

Jalur dari Pos IV hingga pelawangan memiliki karakter yang sama dengan jalur di bawahnya. Tetapi beberapa jalur cukup sempit dan curam. Juga ada yang berada di tepi jurang. Jalur berpasir lebih banyak dan semakin licin sehingga pergerakan lebih berat. Juga tambahan dengan akar di area hutan cemara.

Di jalur ini, juga ada area yang disebut Lendang Panas. Semacam area terbuka yang jika melintas di siang hari, benar-benar terasa panas saat matahari terik karena tidak ada pepohonan. Jalurnya berupa tanah dengan rerumputan tipis tumbuh di sekitarnya. Jika tidak hati-hati dan salah pijak, potensi terpeleset akan sangat besar. 

Tetapi di Lendang Panas inilah suguhan pertama yang bakal dinikmati mereka yang  mendaki di malam hari. Termasuk rombongan Idepp. Menjelang pukul 06.00 pagi, di sisi timur, tersaji pemandangan yang membikin decak kagum.

Lansekap berupa hamparan hutan dan perbukitan mulai terlihat jelas. Saling menyambung hingga pemukiman warga Sembalun nun jauh di sana. Di ufuk timur, mulai tampak warna kuning keemasan, jingga, dan merah menandakan matahari akan segera terbit.

Momen itu tak bisa dilewatkan begitu saja. Mereka yang berada disarankan mengabadikannya lewat foto maupun video. Anggota rombongan Idepp maupun para peserta Rinjani 100 yang sedang berada di area Lendang Panas, terlihat mengabadikan momen itu.

Saat matahari terbit dan menembus horizon, suguhan semakin membuat siapa saja bisa terdiam sejenak dan mengucap syukur bisa menyaksikannya dari Rinjani. Perpaduan warna kuning keemasan, jingga, dan merah semakin mewarnai langit. Semua yang sepanjang perjalanan malam tidak terlihat, semakin jelas dari deret perbukitan, pohon cemara, juga jalur-jalur pendakian Rinjani. Begitu juga dengan jalur ke puncak Rinjani yang memperlihatkan pergerakan para peserta Rinjani 100 yang hendak naik atau turun. 

Suguhan itu semakin lengkap setelah melewati tanjakan terakhir dan tiba Pelawangan Sembalun. Tidak hanya suasana matahari terbit di sisi timur, tetapi pendaki juga bisa melihat Danau Segara Anak di sisi barat dengan jelas. 

“Memang, kalau ingin lihat danau, harus berangkat tengah malam. Kalau siang, sudah tertutup kabut,” kata Gigih, satu anggota rombongan.

Pagi itu, tidak hanya rombongan Idepp yang beruntung menyaksikan keindahan ciptaan Sang Maha Kuasa itu. Ada ratusan pendaki yang juga lebih dahulu tiba di sana dan berkemah. Juga tentunya, para peserta Rinjani 100.

Setelah puas berfoto, rombongan Idepp beristirahat di Pelawangan Sembalun. Mereka menyantap bekal yang dibawa dari Sembalun. Karena pendakian itu tektok atau tidak berkemah, sekitar pukul 09.00 mereka turun lagi. Mereka mengaku menikmati perjalanan tektok itu.

“Tektok Rinjani bukan soal tantang-menantang buat saya, tapi soal menikmati indahnya Rinjani. Kenapa malam? Karena malam itu sejuk, dan saya tidak terintimidasi oleh jangkauan pandangan yang kalau siang biasanya ngerasa "waduh masih jauh, masih nanjak dan lainnya,” ujar Idepp. 

Bersambung.... 

Komentar0

Type above and press Enter to search.