![]() |
Jumat pagi (16/5), Posyandu Bunga Supanda di Dusun Sumur Pande menjadi pusat kegiatan yang tak hanya menyediakan layanan kesehatan, tetapi juga menjadi simbol kolaborasi organisasi perempuan dalam mendukung kesehatan masyarakat.
Lebih dari 250 warga mendapat pemeriksaan kesehatan, mulai dari bayi, balita, remaja, lansia, hingga warga usia produktif. Namun, perhatian utama tetap tertuju pada 12 kasus stunting yang masih ditemukan di desa tersebut.
Ketua Bhayangkari Cabang Lombok Utara, Ny. Heny Agus Purwanta, mengapresiasi kerja sama lintas elemen masyarakat dalam memperluas jangkauan layanan kesehatan.
"Kami sangat mengapresiasi kegiatan ini, di mana seluruh elemen dapat berkolaborasi demi memastikan masyarakat mendapatkan layanan kesehatan dasar yang merata," ujarnya.
Meski banyak warga telah mendapatkan layanan kesehatan, masih ada sekitar 20 persen warga yang belum sempat hadir ke Posyandu. Bhayangkari bersama TP PKK berencana melakukan kunjungan rumah (home visit) bagi warga yang belum terjangkau.
"Ke depan, kami akan mendorong pelaksanaan kunjungan rumah bagi warga yang belum terjangkau. Tujuan kami adalah memastikan 100 persen warga Desa Sesait mendapatkan layanan kesehatan secara optimal," tambahnya.
Sementara itu, Ketua TP PKK Kabupaten Lombok Utara, Ny. Rohani Najmul Akhyar, menegaskan bahwa penanganan 12 kasus stunting ini adalah tantangan serius.
"Angka 12 itu bagi kami masih cukup tinggi. Ini adalah pekerjaan rumah bersama. Kami berharap tidak ada penambahan kasus baru di tahun 2025,"tegasnya.
Posyandu bukan sekadar tempat pemeriksaan kesehatan, tetapi juga menjadi pusat edukasi bagi masyarakat. Ny. Rohani menyoroti pentingnya peran Posyandu dalam memberikan *pendampingan dan intervensi dini bagi keluarga yang rentan mengalami stunting.
"Kami melihat Posyandu bukan hanya tempat pelayanan, tapi juga sarana edukasi dan intervensi dini. Harapan kami, peran Posyandu terus diperkuat agar kasus-kasus stunting bisa ditangani lebih cepat dan tepat," tambahnya.
Dengan adanya dukungan dari berbagai organisasi, diharapkan program ini tidak hanya berlangsung sesekali, tetapi menjadi gerakan berkelanjutan.
"Kami ingin agar kegiatan seperti ini tidak hanya ramai saat kunjungan, tetapi benar-benar menjadi budaya pelayanan yang berkesinambungan,"tutup Ny. Heny. (NTBPost/red.)
Komentar0