Kepala Kantor Perwakilan Wilayah BI NTB, Berry A Harahap, saat memaparkan data terkait inflasi di NTB. Photo:RNETnews
Mataram,-Sejak terjadinya konflik antara Israel dan Palestina yang menewaskan puluhan ribuan warga Gaza, banyak negara di dunia yang mengecam dan mengutuk tindakan Israel yang dianggap melanggar hak asasi manusia. Indonesia, salah satu negara yang mendukung kemerdekaan Palestina, juga turut melakukan aksi solidaritas dengan memboikot produk-produk yang berafiliasi dengan Israel.
Di Nusa Tenggara Barat (NTB), aksi boikot ini berdasarkan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang mengharamkan untuk menggunakan dan membeli produk pro Israel. Beberapa produk yang terkena boikot antara lain KFC, McDonald's, Pizza Hut, dan lainnya. Hal ini tentu berdampak pada penurunan pembelian konsumen khususnya di Kota Mataram, NTB.
Menanggapi hal ini, Kepala Kantor Perwakilan Wilayah BI NTB, Berry A Harahap, mengatakan bahwa dampak aksi boikot ini bersifat jangka pendek dan situasi akan kembali normal dalam waktu dekat.
“Aksi boikot di jangka pendek ini akan berpengaruh, tetapi di jangka panjang, seperti kita lihat di periode-periode sebelumnya, itu akan kembali normal. Mungkin butuh waktu untuk kembali normal dan ini tantangan bagi dunia usaha,” katanya,di Mataram (14/11/2023) usai bincang-bincang dengan awak media.
Ia juga mengatakan bahwa sentimen terhadap Israel memang cukup tinggi di Indonesia, tetapi akan mereda seiring waktu jika konflik antara Israel dan Palestina bisa diselesaikan.
“Ya mudah-mudahan nanti ada kejelasan dalam beberapa bulan akan mereda dan ini akan menyebabkan kembalinya konsumen untuk melakukan pembelian,” jelasnya.
Meskipun aksi boikot ini berdampak penurunan pembelian pada produk-produk tertentu, konsumen juga dikatakan harus menyesuaikan cita rasa dengan produk lokal yang tidak terkena boikot, seperti ayam Taliwang, sate rembiga, dan lain-lain. (red.)
http://dlvr.it/SytP2M
Komentar0