LOTENG - Minimnya support Pemerintah Daerah (Pemda) Lombok Tengah di rasakan oleh beberapa pegiat seni musik tradisional. Pasalnya, dalam undangan agenda besar seperti Indonesian Music Expo (IMEX) ke 2 yang di selenggarakan pada 21-24 September 2023 di Ubud, Bali tersebut tak dapat di hadiri karena tidak adanya anggaran untuk mengakomodasi perjalanan para seniman tersebut.
Mewakili para pegiat seni musik tradisional Lombok Tengah, Muh Nazaruddin Munir mengatakan, IMEX adalah platform pasar musik Global di dalam negeri yang bernilai 65 milyar dolar. Pada dasarnya IMEX dirancang sebagai counterpart dari jaringan pasar global
terbesar di Amerika dan Eropa, yang dikenal dengan nama WOMEX (Worldwide Music Expo),
untuk mempromosikan produk unggulan karya musik dan alat musik Indonesia seperti halnya
musik tradisional CILOKAQ dari NTB.
Namun sangat di sayangkan momentum seperti ini dilewatkan. Mustinya ada banyak feedback yang daerah dapatkan dari event tersebut. Apalagi sekarang Lombok dengan Mandalika nya sedang giat melakukan promosi daerah melalui berbagai aspek potensi di dalam daerah.
"Kami cuma minta suport akomodasi dan tempat menginap aja, klo makan insyaallah kami bisa beli sendiri," katanya.
Oleh karena itu, dirinya sangat menyayangkan tak ada respon baik dari Bupati dan Wakil Bupati dalam hal ini. "sangat di sayangkan panggung internasional sekelas IMEX kita lewatkan. untuk masuk saja musisi etnik dari daerah lain sampai heran kenapa kami bisa dapat undangan, ini menandakan seni musik daerah lombok mendapat atensi luar biasa dari para promotor world music dunia," terangnya.
"Semoga tahun depan kami dapat undangan lagi untuk bisa memperkenalkan dan mempromosikan seni budaya kami sendiri di panggung Internasional walaupun dengan biaya sendiri," tambah pria asal ganti, Praya Timur tersebut.
Tak berkecil hati, zero sapaan panggungnya mengaku akan terus berkarya dan mengembangkan potensi yang dimilikinya sampai saat mereka mendapatkan momentum dan menggebrak pasar nasional hingga mancanegara.
Komentar0