![]() |
| Gubernur Nusa Tenggara Barat, Dr. H. Lalu Muhammad Iqbal |
Mataram, NTBPost.com — Gubernur Nusa Tenggara Barat, Dr. H. Iqbal, kembali menegaskan arah pembangunan ekonomi NTB yang berpihak pada rakyat. Dalam Musyawarah Wilayah Dewan Koperasi Indonesia Wilayah (Dekopinwil) NTB yang digelar di Bank NTB Syariah,. Gubernur Iqbal meluncurkan program strategis: pendirian 50 koperasi desa percontohan lengkap dengan suntikan modal awal masing-masing Rp50 juta. Selasa (9/12).
“Koperasi adalah jalan kita menolong diri sendiri melalui usaha bersama,” tegas Gubernur Iqbal dalam pidatonya yang disambut tepuk tangan peserta.
Menurutnya, koperasi bukan sekadar entitas ekonomi, melainkan manifestasi dari semangat gotong royong dan solidaritas yang menjadi akar budaya bangsa. Ia menyoroti bahwa di tengah tekanan inflasi dan ketidakpastian global, koperasi menjadi solusi nyata untuk memperkuat ekonomi dari bawah.
Koperasi: Dari Slogan ke Aksi Nyata
Gubernur Iqbal mengkritisi kondisi koperasi nasional yang dinilainya stagnan. Meski Indonesia memiliki jumlah anggota koperasi terbesar di dunia, belum satu pun koperasi nasional yang mampu menembus panggung global. Ia membandingkan dengan koperasi raksasa seperti Rabobank di Belanda dan jaringan Raiffeisen di Eropa yang justru mendominasi sektor pangan dan keuangan dunia.
“Bangkit itu bukan menunggu dibangkitkan, tapi bergerak bersama,” ujarnya lantang.
Untuk itu, ia menginstruksikan Bank NTB Syariah agar menjadi motor penggerak transformasi koperasi, khususnya Koperasi Desa Merah Putih. Ia menilai birokrasi selama ini terlalu lambat merespons kebutuhan koperasi, dan meminta agar pendekatan yang lebih progresif segera diterapkan.
Cetak Model, Bangun Ekosistem
Program 50 koperasi desa percontohan ini bukan sekadar proyek, melainkan model yang akan direplikasi ke seluruh NTB. Dengan potensi 1.166 desa dan kelurahan, Gubernur Iqbal menargetkan setiap koperasi bisa memiliki kapitalisasi minimal Rp1 miliar. Jika tercapai, valuasi koperasi desa NTB bisa menembus Rp1 triliun.
“Setiap desa bisa menjadi simpul ekonomi. Kita bangun jaringan distribusi logistik rakyat yang lebih efisien dan mandiri,” jelasnya.
Dalam skema ini, koperasi desa akan menangani distribusi lokal, sementara koperasi pusat mengelola distribusi antarwilayah. Tujuannya: membentuk ekosistem logistik rakyat yang tidak lagi bergantung pada rantai distribusi swasta besar.
Tiga Pilar Penguatan Koperasi
Gubernur Iqbal menekankan tiga pilar penting dalam membangun koperasi yang tangguh:
1. Penguatan Kompetensi: Melibatkan akademisi, universitas, pemerintah, dan masyarakat dalam membangun pusat-pusat keunggulan koperasi.
2. Inovasi Model Bisnis: Mendorong koperasi untuk tidak hanya fokus pada simpan-pinjam, tetapi juga sektor produksi dan distribusi.
3. Partisipasi Anggota: Menjadikan anggota sebagai ruh koperasi, agar manfaatnya tidak hanya dinikmati segelintir orang.
Ia juga menekankan pentingnya menjadikan koperasi sebagai wadah inklusif. Dari pengelola dapur umum hingga tim pemelihara jalan desa, semua harus menjadi bagian dari ekosistem koperasi.
“Kita harus punya kehormatan bahwa penghasilan kita berasal dari kerja, bukan dari keberuntungan,” pungkasnya.
Gubernur Iqbal menutup sambutannya dengan seruan untuk menghidupkan kembali semangat koperasi sebagai roh ekonomi kerakyatan. Ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama membangun koperasi desa yang mampu bersaing di tingkat global dan menjadi pilar utama kemandirian bangsa. (NTBPost/red.)

Komentar0